Kebudayaan Dan Adat Istiadat

Kebudayaan Dan Adat Istiadat Cegolak, merupakan identitas dan jatidiri masyarakat Desa Cegolak
Peninggalan, dan Makam Keramat Desa Cegolak

Cegolak adalah sebuah desa kecil di Kabupaten Ketapang, Pedalaman Kalimantan Barat, yang memiliki wilayah yang tidak terlalu luas. Sebagian besar wilayah hutan adalah perkebunan karet rakyat, tumbuh-tumbuhan adat, tanaman buah-buahan lokal serta tanaman produktif lainnya. Sedangkan daerah perbukitan dijadikan daerah konservasi adat, yang berfungsi ssebagai penyangga mata air, dan tempat tumbuh dan berkembang biaknya flora dan fauna

Adat Budaya adalah nafas kehidupan bermasyarakat warga Cegolak, dimana adat diselenggarakan sebagai bentuk rekonstruksi panjang antara manusia dan Tuhan (Istilah Tuhan dalam bahasa daerah Cegolak adalah Duwate Merimbang Sebayan Tujoh) dan antara manusia dan sesamanya, serta alam, sebagai media utama cikal bakal terbentuknya adat.

Sebagai bentuk kewajiban masyarakat adat terhadap alam adalah dengan melestarikan hutan, karena hutan itu sendiri adalah sumber adat-istiadat, oleh sebab itu masyarakat Cegolak secara rutin setahun sekali mengadakan Acara Adat dibawah ini :

Entobus (Kensarai Tinggi Jerami Orap)


Adat Entobus merupakan kegiatan adat yang dilakukan berhubungan dengan akan diadakannya aktivitas pembukaan ladang baru  kegiatan ini dilakukan sebagai berkat dan permohonan kepada Tuhan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Pembukaan ladang baru Bukan berarti perladangan liar, karena Perladangan di Cegolak bukan hanya untuk menanam padi, melainkan kegiatan peremajaan lahan, setelah padi di panen lahan akan ditanami karet dan buah-buahan lokal (durian, cempedak, mentawa, dll), serta tanaman produktif lainnya) dimana hal itu dilakukan sebagai usaha dalam memenuhi kebutuhan pangan masyrakat Cegolak.

Makan Towon (Nyabet Munsem, Padi Mudak Towon Gahare)


Adat makan Towon adalah kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat adat terhadap hasil bumi (istilah lainnya Padi Masak, Buah garak), bentuk syukur akan buah-buahan, serta hasil alam lainnya.


Empat hal penting kenapa masyarakat adat harus menjaga dan melestarikan hutannya :


  1. Sebab pada Hhutan Adat terdapat banyak jenis tumbuhan yang berfungsi sebagai obat-obatan tradisonal seperti Pepalau, Kayu Monang, Sengalet sawe, Tekalak ujan, Bayor akar, akar kemohak, Puyang puteh, akar labat, kelampai dan masih banyak lagi yang lainnya. Tanam-tanaman ini selain berfungsi sebagai obat di pakai juga segabagi ritual adat oleh para dukun, sehingga sudah sepatutnya masyarakat adat menjaga dan melestarikan keberadaanya. 
  2. Hutan adat sebagai daerah historikal masyarakat adat dimana terdapat perkampungan lama, tanah keramat, tanah begane, kuburan-kuburan tua, dan sandong para leluhur yang wajib dijaga dan di lindungi keberadaanya. 
  3. Hutan Adat sebagai sumber kebudayaan, tempat mengadakan kegiatan sepritual, dan sebagai sumber pengadaan materal dan bahan untuk kegiatan adat tersebut seperti ; Buluh, Segulang, Temiang, Tobu Salah, Nyamot, Bomban, Ketule, Sensabang, Eidop, Pinang Burtai, Rerosu Idop, dll.
  4. Hutan adat sebagai sumber kehidupan, Selain sebagai tempat berladang untuk memenuhi kebutuhan pangan, pada daerah perbukitan masyarakat adat akan memelihara sumber mata air, sungai, tong air karena air merupakan sumber kehidupan. 

Oleh sebab itu tidak mungkin jika masyarakat adat akan menghancurkan hutannya sebab tanpa hutan, budaya dan Adat istiadat sebagai identitas masyarakat Dayak akan musnah.

Karena Adat Istiadat dan Budaya masyarakat dayak tak terpisahkan dari hutan, hutanlah sumber budaya dan adat, karena hidup dikandung adat mati dikandung tanah.

Related : Kebudayaan Dan Adat Istiadat

Daftar Blog Saya